Kamis, 22 Juli 2010

NIFAS

NIFAS

A. Pengertian

Periode enam minggu pasca persalinan disebut juga masa involusi (periode dimana sistem reproduksi wanita post partum kembali kepada keadaannya seperti sebelum hamil). Menurut Manuaba (1998), puerperium (nifas) adalah kala puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan normal.

Sedangkan menurut Ibrahim (1998) masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. Masa nifas atau masa puerperium menurut Mansjoer (1999) yaitu masa setelah partus selesai dan berakhir setelah enam minggu. Mochtar (1998) mengemukakan bahwa nifas adalah masa pulihnya kembali mulai dari partus selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil yang lamanya 6-8 minggu.

B. Klasifikasi

Menurut Mochtar (1995) nifas dibagi dalam tiga periode yaitu :

1) Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berjalan-jalan. Dalam agama Islam ibu dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2) Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu.

3) Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan dan tahunan.

C. Perubahan-perubahan yang terjadi selama nifas

Perubahan fisiologis

1. Involusi

Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil. Proses involusi terjadi karena adanya :

a. Autolysis yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh karena adanya hiperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih panjang sepuluh kali dan menjadi lima kali lebih tebal dari sewaktu masa hamil akan susut kembali mencapai keadaan semula. Penghancuran jaringan tersebut akan diserap oleh darah kemudian dikeluarkan oleh ginjal yang menyebabkan ibu mengalami beser kencing setelah melahirkan.

b. Aktifitas otot-otot yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-otot setelah anak lahir yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak berguna. Karena kontraksi dan retraksi menyebabkan terganggunya peredaran darah uterus yang mengakibatkan jaringan otot kurang zat yang diperlukan sehingga ukuran jaringan otot menjadi lebih kecil.

c. Ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan atropi pada jaringan otot uterus.

Involusi pada alat kandungan meliputi:

a. Uterus

Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya.

Perubahan uterus setelah melahirkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


Tabel Perubahan Uterus Setelah melahirkan

Involusi

TFU

Berat

Uterus

Diameter Bekas Melekat Plasenta

Keadaan Cervix

Setelah plasenta lahir

1 minggu

2 minggu

6 minggu

8 minggu

Sepusat

Pertengahan pusat symphisis

Tak teraba

Sebesar hamil 2 minggu

Normal

1000 gr

500 gr

350 gr

50 gr

30 gr

12,5

7,5 cm

5 cm

2,5 cm

Lembik

Dapat dilalui 2 jari

Dapat dimasuki 1 jari

Sumber: Rustam muchtar, 1998

b. Involusi tempat plasenta

Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh trombus. Luka bekas implantasi plasenta tidak meninggalkan parut karena dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru dibawah permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga sisa-sisa kelenjar pada dasar luka. (Sulaiman 1983).

c. Perubahan pembuluh darah rahim

Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas.

d. Perubahan pada cervix dan vagina

Beberapa hari setelah persalinan ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari, pada akhir minggu pertama dapat dilalui oleh 1 jari saja. Karena hiperplasi ini dan karena karena retraksi dari cervix, robekan cervix jadi sembuh. Vagina yang sangat diregang waktu persalinan, lambat laun mencapai ukuran yang normal. Pada minggu ke 3 post partum ruggae mulai nampak kembali.

e. Rasa sakit yang disebut after pains (meriang atau mules-mules) disebabkan koktraksi rahim biasanya berlangsung 3 – 4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu analgesik.

2. Lochea

Lochea merupakan suatu sekret atau cairan yang keluar dari kavum vagina dalam masa nifas (Mansjoer 1999).

Macam-macam lochea antara lain :

a. Lochea rubra atau lochea kruenta

Berwarna merah; terdiri atas darah segar, sisa selaput ketuban, sel desidua; vernik kaseosa, lanugo dan mekonium; terjadi selama dua hari post partum.

b. Lochea sanguilenta

Berwarna merah kekuningan, berisi cairan dan lendir, terjadi pada hari ke 3-7 post partum.

c. Lochea serosa

Berwarna kuning, kadang tidak berwarna, terjadi pada hari ke 7-14 post partum.

d. Lochea alba

Cairan berwarna putih, terjadi pada lebih dari 6 minggu post partum.

e. Lochea purulenta

Keluar cairan seperti nanah, berbau busuk, menunjukkan adanya infeksi.

f. Lochea statis

Lochea yang tidak lancar keluar.

3. Laktasi

Laktasi menurut Mansjoer (1999) merupakan proses pembentukan dan pengeluaran air susu ibu (ASI). Keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas masih sama dengan keadaan kehamilan pada waktu buah dada mengandung susu.

Pada dua hari pertama nifas yang dikeluarkan melalui memijit atau masase areola mamae, pada lebih kurang 8 hari post partum buah dada menjadi besar, kasar dan nyeri. Hal ini menandai permulaan sekresi air susu dan areola mamae dipijat sehingga mengeluarkan cairan putih dari puting susu


Perubahan psikologis

Emosi ibu ketika saat melahirkan mencapai kegembiraan pada tingkat klimaks. Seringkali emosi yang tinggi menurun pada tingkat kelahiran bayi, ada yang merasa tertekan dan menangis. Depresi ini disebut post partum blues.

Menurut Hamilton (1995) parenting merupakan proses penyesuaian menjadi orang tua. Hal ini terjadi dalam tiga tahap yaitu :

1. Tahap I (ketergantungan)

Tahap pertama ini terjadi pada 1-2 hari post partum. Rubin (1961) dalam buku Hamilton (1995) menjelaskan bahwa tahap tersebut merupakan fase taking in. Ibu butuh perlindungan dan pelayanan, selalu membicarakan pengalaman melahirkan berulang-ulang.

2. Tahap II (ketergantungan-ketidakketergantungan)

Tahap ketergantungan-ketidakketergantungan dimulai pada hari ke 3-5 post partum. Rubin (1961) dalam buku Hamilton (1995) menyebutkan fase taking hold sampai hari ke 3. Ibu siap menerima peran barunya dan belajar tentang semua hal baru. Selama fase ini sistem pendukung menjadi sangat bernilai bagi ibu muda yang sangat membutuhkan sumber informasi dan penyembuhan fisik sehingga dapat istirahat dengan baik.

3. Tahap III (saling ketergantungan)

Tahap saling ketergantungan dimulai hari ke 5-6 post partum dimana sistem keluarga telah menyelesaikan dengan anggota keluarganya yang baru. Secara fisik ibu mampu menerima tanggung jawab normal dan tidak lagi menerima peran sakit.

D. Penatalaksanaan spesifik pada post partum

Menurut Saifuddin (2002) penatalaksanaan spesifik pada post partum meliputi :

1. Kebersihan diri

a. Anjurkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan ia mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu dari ke belakang, baru kemudian membersihkan vulva setiap kali selesai buang air besar atau kecil.

b. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan dibawah matahari atau diseterika.

c. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.

d. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh

e. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh luka.

2. Istirahat

a. Anjurkan ibu istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan

b. Sarankan kembali kegiatan-kegiatan rumah tangga perlahan-lahan, tidur siang, istirahat selagi bayi tidur

c. Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi ASI, memperlambat proses involusi, memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

3. Latihan

Diskusikan pentingnya otot-otot perut dan panggul kembali normal. Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit sehari sangat membantu seperti :

a. Dengan tidur terlentang, dengan lengan disamping, menarik otot perut, selagi menarik nafas tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai lima hitungan, rileks dan ulangi sebanyak 10 kali.

b. Latihan Kegel untuk memperkuat tonus otot jalan lahir

c. Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-otot pantat, pinggul sampai lima hitungan, kendurkan dan ulangi sampai lima kali.

4. Gizi

Gizi ibu menyusui harus meliputi antara lain :

a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari

b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, vitamin yang cukup

c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari, anjurkan minum untuk setiap menyusui

d. Pil zat besi harus diminum selama 40 hari pasca partum.

5. Menyusui

Meningkatkan suplai ASI untuk :

a. Bayi

1) Menyusui setiap 2 jam, siang dan malam hari, lama menyusui kurang lebih 10-15 menit setiap payudara

2) Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah dan duduklah selama menyusui

3) Pastikan bayi menyusu dengan posisi yang baik

4) Susui bayi ditempat yang tenang dan nyaman.

b. Ibu

1) Ibu harus meningkatkan istirahat dan tidur

2) Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya.

6. Perawatan payudara

a. Menjaga tetap kering dan bersih, terutama puting susu

b. Menggunakan bra yang menyokong payudara

c. Apabila puting lecet, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap selesai menyusui dan tetap menyusui dimulai puting yang tidak lecet

d. Bila lecet berat, istirahatkan selama 24 jam, ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan sendok

e. Penanganan payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan breast care.

7. Keluarga berencana.

Keluarga berencana merupakan waktu yang dianjurkan untuk memulai kontrasepsi pada ibu yang menyusui, persalinan yaitu metode amenore laktasi. Sebaiknya dimulai pada 6 minggu post partum dengan metode amenore laktasi, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), tubektomi, pantang berkala, kondom dan spermatisida serta kontrasepsi progestin, sedangkan pada periode 6 bulan post partum menggunakan alat kontrasepsi AKDR, tubektomi, kondom, hormon, kalender dan pil.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar